Kabupaten Malang merupakan
salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Ibu kotanya saat ini berada di Kota
Malang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2008,
Kota Kepanjen ditetapkan sebagai ibu kota Kabupaten Malang yang baru.
Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Jombang, Kabupaten
Mojokerto, Kota Batu, dan Kabupaten Pasuruan di
utara, Kabupaten Lumajang di timur, Samudra Hindia di selatan,
serta Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri di barat
Malang terletak di bagian tengah Provinsi Jawa Timur, dengan luas sekitar 3.534,86 km2 (353.486 hektar). terdapat DAS sumber brantas, Wilayah DAS ini sebagian besar berada di Kota Madya Batu dan sebagian kecil berada di Kabupaten Malang (Kecamatan Pujon dan Karangploso). Bagian hulu termasuk kawasan Taman Hutan Raya (Tahura Suryo). Secara geografik terletak pada 115017‟0‟ hingga118019‟0‟‟ Bujur Timur dan 7055‟30‟‟ hingga 7057‟30‟‟ Lintang Selatan. DAS Sumber Brantas ini berada di wilayah pegunungan vulkanik yang mengelilinginya, yaitu: Gunung Arjuna-Welirang, Gunung Anjasmara dan Gunung Kawi-Butak. Gambaran relief dan kompleks pegunungan yang membatasi DAS Sumber Brantas.
Malang terletak di bagian tengah Provinsi Jawa Timur, dengan luas sekitar 3.534,86 km2 (353.486 hektar). terdapat DAS sumber brantas, Wilayah DAS ini sebagian besar berada di Kota Madya Batu dan sebagian kecil berada di Kabupaten Malang (Kecamatan Pujon dan Karangploso). Bagian hulu termasuk kawasan Taman Hutan Raya (Tahura Suryo). Secara geografik terletak pada 115017‟0‟ hingga118019‟0‟‟ Bujur Timur dan 7055‟30‟‟ hingga 7057‟30‟‟ Lintang Selatan. DAS Sumber Brantas ini berada di wilayah pegunungan vulkanik yang mengelilinginya, yaitu: Gunung Arjuna-Welirang, Gunung Anjasmara dan Gunung Kawi-Butak. Gambaran relief dan kompleks pegunungan yang membatasi DAS Sumber Brantas.
Informasi Geologi diperoleh dari Peta Geologi skala
1:100,000 Lembar Malang (Santosa et.al., 1992). Secara umum tanah yang
berkembang di wilayah Malang berkembang dari bahan vulkanik hasil gunung api,
yang dipengaruhi oleh Gunung Arjuno dan Anjasmoro di bagian utara, dan Gunung
Panderman di bagian selatan. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Malang (Santosa
et.al., 1992), formasi geologi yang
dijumpai di kawasan Kota DAS Sumber Brantas ada lima,
berturut-turut dari yang paling luas yaitu:
1) Qvaw (Batuan Gunungapi Arjuna Welirang),
2) Qpat (Batuan Gunungapi Anjasmara Tua),
3) Qvp (Batuan Gunungapi Panderman),
4) Qpvkb (Batuan Gunungapi Kawi-Butak) dan
5) Qpva (Batuan Gunungapi Anjasmara Muda).
Sebaran masing-masing formasi disajikan pada Gambar. Ditinjau dari umur batuan, Kompleks Pegunungan Anjasmara-Lalijiwa adalah pegunungan tua yang telah mati dan mengalami perusakan bentuk kerucut Gunung api. Kompleks pegunungan yang aling muda adalah Arjuna-Welirang, dimana Gunung Arjuna sedang istirahat dan Gunung Welirang masih aktif dengan mengeluarkan gas (belerang).
1) Qvaw (Batuan Gunungapi Arjuna Welirang),
2) Qpat (Batuan Gunungapi Anjasmara Tua),
3) Qvp (Batuan Gunungapi Panderman),
4) Qpvkb (Batuan Gunungapi Kawi-Butak) dan
5) Qpva (Batuan Gunungapi Anjasmara Muda).
Sebaran masing-masing formasi disajikan pada Gambar. Ditinjau dari umur batuan, Kompleks Pegunungan Anjasmara-Lalijiwa adalah pegunungan tua yang telah mati dan mengalami perusakan bentuk kerucut Gunung api. Kompleks pegunungan yang aling muda adalah Arjuna-Welirang, dimana Gunung Arjuna sedang istirahat dan Gunung Welirang masih aktif dengan mengeluarkan gas (belerang).
Kondisi Landform
Kondisi geologi dan proses pembentukan lahan menghasilkan
bentuk lahan yang dipengaruhi oleh proses vulkanisme. Berdasarkan reliefnya,
bentuk lahan di wilayah Malang dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu: (1)
jalur pelembahan sempit (Ac) dan jalur aliran lahar (Al),
(2) dataran (P),
(3) perbukitan (H), dan
(4) pegunungan (M),
dimana, berdasarkan posisinya pada suatu lereng dan kemiringan lerengnya, masih dapat dibagi lagi menjadi berbagai macam bentuk lahan. Jalur perlembahan tersebar di seluruh lokasi merupakan hasil proses denudasional/ pengikisan dari bentuk lahan asalnya. Pada beberapa jalur, ditumpuki oleh sedimentasi lahar tua atau debris. Kedalaman, lebar dan bentuknya tergantung lokasi jalur ini. Di bagian lereng atas pegunungan umumnya cukup lebar dan dalam dengan lemah bentuk V. Di bagian dataran, tidak terlalu lebar, tidak terlalu dalam dan berbentuk U.
(2) dataran (P),
(3) perbukitan (H), dan
(4) pegunungan (M),
dimana, berdasarkan posisinya pada suatu lereng dan kemiringan lerengnya, masih dapat dibagi lagi menjadi berbagai macam bentuk lahan. Jalur perlembahan tersebar di seluruh lokasi merupakan hasil proses denudasional/ pengikisan dari bentuk lahan asalnya. Pada beberapa jalur, ditumpuki oleh sedimentasi lahar tua atau debris. Kedalaman, lebar dan bentuknya tergantung lokasi jalur ini. Di bagian lereng atas pegunungan umumnya cukup lebar dan dalam dengan lemah bentuk V. Di bagian dataran, tidak terlalu lebar, tidak terlalu dalam dan berbentuk U.
Sistem dataran dijumpai di bagian tengah, merupakan dataran
vulkanik antar pegunungan yang terbentuk oleh berbagai bahan hasil letusan dan
atau sedimentasi hasil erosi dan atau longsor dari kawasan perbukitan/
pegunungan di atasnya. Berdasarkan atas posisi dan proses pegikisan yang dapat
dibagi lagi ke beberapa subsistem, yaitu: dataran bagian bawah (Pl), bagian
tengah (Pm), bagian atas (Pu), dataran yang tertoreh (Pd) dan bagian dataran
yang mengalami erosi berlebihan (Ps). Sistem perbukitan dijumpai di bagian
lereng tengah atau kaki kompleks pegunungan yang ada di sekitarnya. Relief
perbukitan memiliki amplitudo ketinggian antara 50 – 300m.
Berdasarkan atas posisi dan kemiringan lerengnya dapat dibedakan atas: puncak/ punggung perbukitan (Hp), pereng perbukitan (Hs), kaki perbukitan (Hc), dan lereng perbukitan yang tertoreh (Hd). Sistem Pegunungan berapa di bagian lereng atas kompleks pegunungan yang ada, yaitu Gunung Arjuna-Welirang, Anjasmara dan Kawi-Butak. Berdasarkan atas konfigurasi permukaannya, grup ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu: Plato, spurs dan punggung gunung (Mp), kerucut gunung vulkanik pada bagian lereng atas (Mu), lereng-lereng gunung curam (Ms), bahan tertimbun akibat longsoran di gunung (Mc ), gunung tertoreh dengan punggung tajam sejajar (Md), Kerucut gunung vulkanik terisolir, curam sampai sangat curam (Mi), dan bekas longsoran tanah di gunung (Ml).
Berdasarkan atas posisi dan kemiringan lerengnya dapat dibedakan atas: puncak/ punggung perbukitan (Hp), pereng perbukitan (Hs), kaki perbukitan (Hc), dan lereng perbukitan yang tertoreh (Hd). Sistem Pegunungan berapa di bagian lereng atas kompleks pegunungan yang ada, yaitu Gunung Arjuna-Welirang, Anjasmara dan Kawi-Butak. Berdasarkan atas konfigurasi permukaannya, grup ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu: Plato, spurs dan punggung gunung (Mp), kerucut gunung vulkanik pada bagian lereng atas (Mu), lereng-lereng gunung curam (Ms), bahan tertimbun akibat longsoran di gunung (Mc ), gunung tertoreh dengan punggung tajam sejajar (Md), Kerucut gunung vulkanik terisolir, curam sampai sangat curam (Mi), dan bekas longsoran tanah di gunung (Ml).
Kondisi Lereng
Kemiringan lereng di wilayah Malang khususnya daerah DAS
Brantas sangat bervariasi dari datar sampai sangat curam. Lereng datar dijumpai
pada dataran antar gunung api di bagian tengah, termasuk dataran sempit antara
Gunung Arjuna dan Anjasmara. Lereng terjal umumnya dijumpai pada tebing lereng
hampir di semua lokasi. Lereng datar sampai agak datar (<8%) sekitar 19.18%
luas areal berada pada dataran vulkanik antar pegunungan. Sebagian besar berada
di Kecamatan Junrejo dan Batu dan sebagian kecil di Kecamatan Bumiaji. Di
Kecamatan Bumiaji biasanya diusahakan untuk tanaman pangan (padi dan jagung),
sedangkan di Kecamatan Batu dan Bumiaji untuk tanaman sayuran. Lereng landai (8-15%) sekitar 16.8% luas wilayah
pada dataran berombak di kaki perbukitan yang dimanfaatkan untuk lahan budidaya
(tanaman pangan di Kecamatan Bumiaji dan Batu), dan sayuran dan/ atau
buah-buahan di Kecamatan Bumiaji. Lereng agak curam (15- 25%) sekitar 15.45%
luas wilayah pada dataran berombak-bergelombang di kaki perbukitan yang
budidaya tanaman pangan dan kebun campuran (Kecamatan Junrejo dan Batu) dan
kebun apel dan/ atau sayuran di Kecamatan Bumiaji. Lereng curam
(25-40) sekitar 15.47 % luas wilayah pada kawasan kaki perbukitan atau tebing
lembah yang ada di DAS Sumber Brantas. Penggunaan lahan berupa kebun campuran,
tanaman pangan atau sayuran.
Lereng sangat curam sampai terjal (>40%) sekitar
33.10% dijumpai di kawasan perbukitan pegunungan dan tebing sungai. Lahan ini
umumnya berupa hutan, semak belukar atau bambu (di pinggir sungai di
kawasan budidaya).
Tataguna Lahan
No. | Uraian | Luas | Proporsi |
---|---|---|---|
1. | lainnya | 74,894 | |
2. | hutan rakyat | 8,196 | |
3. | hutan negara | 61,945 | |
4. | PERKEBUNAN | 19,578 | |
5. | tegal/kebun | 99,764 | |
6. | pemukiman | 6,726 | |
7. | Sawah | 49,522 |
Daftar Rujukan:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_malang
http://www.infokepanjen.com/2009/02/peta-kabupaten-malang_20.html
http://bpbd-jatim.com/map/?page_id=45
http://ikromi1934.blogspot.com/2012/03/geomorfologi-kota-malang-malang.html
2 komentar:
desa ngebruk geografisnya gmn y?
kapan2 tak posting e... haha
kemaren udah ada mz... di pembahasan tentang industri rengginang di ngebruk...
postingan tahun lalu
Posting Komentar