Selasa, 06 Maret 2012

Geo Sosial


Perkembangan Ras dan Persebarannya

Ras adalah sejumlah manusia yang memiliki ciri-ciri kesamaan fisik, belum tentu mempunyai bahasa induk yang termasuk satu keluarga bahasa, atau pun mempunyai satu kebudayaan yang tergolong satu daerah kebudayaan. Oleh para pakar Ras Manusia disebut karakteristik luar yang diturunkan secara genetik dan membedakan satu kelompok dari kelompok lainnya.

Secara tradisional oleh para pakar dibedakan ada tiga ras utama yaitu:
* Ras Kulit Hitam
* Ras Kulit Putih
* Ras Kulit Kuning

Namun setelah diteliti lebih lanjut ternyata pembagian ras manusia dapat dikategorikan secara lebih rinci lagi menjadi:
        a)      Ras Khoisan (orang Bushmen atau Hottentot dari Afrika Selatan)     
        b)      Ras Australoid (orang Dravida, orang Asia Tenggara "Asli", orang Papua, dan orang Australia)
        c)      Ras Negroid (Kulit Hitam)   
        d)     Ras Kaukasoid (Kulit Putih) 
        e)      Ras Mongoloid (Kulit Putih)

Warna Biru = Ras Mongoloid
Warna Hijau = Ras Caucasoid
Warna Merah = Ras Australoid
Warna Nila = Ras Capoid
Warna Kuning = Ras Congoid


Pembagian baru ini tidak hanya melihat ke warna kulit saja tetapi juga melihat aspek-aspek lainnya. Ternyata anggota "tertua" ras manusia berada di antara kaum Khoisan, mereka juga berbeda dengan kaum kulit hitam dari Afrika lainnya. Sementara itu sebenarnya hanya ada dua perbedaan utama, yaitu orang Afrika dan orang non-Afrika. Kemudian orang-orang berkulit hitam di daerah Asia Tenggara yang pada zaman dahulu kala mendiami seluruh India Selatan, Asia Tenggara sampai ke Australia, ternyata setelah DNA-nya diteliti lebih mirip dengan orang dari ras Mongoloid daripada Negroid, meski banyak yang berambut keriting dan berkulit hitam. Kesimpulan yang bisa ditarik ialah hanya bahwa pengetahuan kita mengenai ras manusia masih diliputi banyak ketidakjelasan.

1. Ras Australoid

Ras Australoid adalah nama ras manusia yang mendiami bagian selatan India, Sri Lanka, beberapa kelompok di Asia Tenggara, Papua, kepulauan Melanesia dan Australia.Untuk kelompok di Asia Tenggara, orang Asli di Malaysia dan orang Negrito di Filipina termasuk ras ini.
Ciri khas utama ras ini ialah bahwa mereka berambut keriting hitam dan berkulit hitam. Namun beberapa anggota ras ini di Australia berambut pirang dan rambutnya tidaklah keriting melainkan lurus. Selain itu beberapa orang Asli di Malaysia kulitnya juga tidak selalu hitam dan bahkan menjurus putih.

2. Ras Kaukasoid
Ras Kaukasoid adalah ras manusia yang sebagian besar menetap di Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah, Pakistan dan India Utara. Keturunan mereka juga menetap di Australia, Amerika Utara, sebagian dari Amerika Selatan, Afrika Selatan dan Selandia Baru.
Anggota ras Kaukasoid biasa disebut "berkulit putih", namun ini tidak selalu benar. Oleh beberapa pakar misalkan orang Ethiopia dan orang Somalia dianggap termasuk ras Kaukasoid, meski mereka berambut keriting dan berkulit hitam, mirip dengan anggota ras Negroid. Namun mereka tengkoraknya lebih mirip tengkorak anggota ras Kaukasoid.

3. Ras Khoisan

adalah ras manusia yang mendiami daerah barat daya Afrika, terutama di Namibia, Botswana dan Afrika Selatan. Meski jumlah anggota ras ini tinggal beberapa ratus ribu, ras ini adalah ras yang sangat menarik sebab dianggap ras tertua atau cabang pertama yang berpisah dari ras utama manusia lainnya.

4. Ras Mongoloid
adalah ras manusia yang sebagian besar menetap di Asia Utara, Asia Timur, Asia Tenggara, Madagaskar di lepas pantai timur Afrika, beberapa bagian India Timur Laut, Eropa Utara, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Oseania.
Anggota ras Mongoloid biasa disebut "berkulit kuning", namun ini tidak selalu benar. Misalkan orang Indian di Amerika dianggap berkulit merah dan orang Asia Tenggara seringkali berkulit coklat muda sampai coklat gelap. Ciri khas utama anggota ras ini ialah rambut berwarna hitam yang lurus, bercak mongol pada saat lahir dan lipatan pada mata yang seringkali disebut mata sipit. Selain itu anggota ras manusia ini seringkali juga lebih kecil dan pendek daripada ras Kaukasoid.

5. Ras Negroid
adalah ras manusia yang terutama mendiami benua Afrika di sebelah selatan gurun Sahara. Keturunan mereka banyak mendiami Amerika Utara, Amerika Selatan dan juga Eropa serta Timur Tengah. Ciri khas utama anggota ras negroid ini ialah kulit yang berwarna hitam dan rambut keriting. Meski begitu anggota ras Khoisan dan ras Australoid, meski berkulit hitam dan berambut keriting tidaklah termasuk ras manusia ini.

Paham Eropa tentang "ras", muncul pada saat revolusi ilmiah, di mana penelitian alam dimulai dan diutamakan, dan masa imperialisme dan kolonialisme Eropa yang menciptakan hubungan politik antara orang Eropa dengan bangsa yang memiliki tradisi kebudayaan dan politik yang berbeda. Dengan bertemunya orang Europa dengan bangsa dari berbagai belahan dunia, mereka membahas perbedaan jasmani, sosial dan kebudayaan di antara berbagai kelompok manusia. Munculnya perniagaan budak di Atlantik, yang secara berangsur menggantikan perniagaan budak yang lebih lama di seluruh dunia, makin mendorong untuk mengkategorikan kelompok manusia demi membenarkan praktek perbudakan asal Afrika.
 Permusuhan antara Inggris dan Prancis sangat berpengaruh atas pemikiran Eropa awal mengenai perbedaan antar bangsa. Orang Eropa mulai mengotakkan mereka sendiri dan bangsa lain dalam kelompok berdasarkan kondisi jasmani, dan melekatkan pada individu dalam kelompok tersebut, perilaku dan kemampuan yang dianggap mengakar dalam. Berkembanglah sejumlah kepercayaan yang mengaitkan perbedaan jasmani antar kelompok yang terwarisi, dengan sifat intellektual, perilaku dan moral yang juga dikira terwarisi. Paham serupa ditemukan di Tiongkok, di mana suatu konsep yang diterjemahkan dengan istilah "ras" dikaitkan dengan yang dipercayai adalah keturunan bersama dari Kaisar Kuning, dan digunakan untuk menegaskan kesatuan para kelompok etnis di Tiongkok China. Pertikaian penuh kekerasan antar kelompok etnis sempat terjadi di sepanjang sejarah dan di seluruh dunia.
Klasifikasi pasca-klasik yang pertama manusia dalam "ras" diketahui adalah Nouvelle division de la terre par les différents espèces ou races qui l'habitent ("Pembagian baru Bumi oleh spesies atau ras yang menghuninya") oleh François Bernier dari Prancis, yang diterbitkan tahun 1684. Di abad ke-18, perbedaan antara kelompok manusia menjadi bahan penyelidikan ilmiah. Namun klasifikasi ilmiah mengenai variasi fenotipe sering disertai gagasan rasis mengenai kemampuan yang dianggap melekat pada berbagai kelompok, yang selalu memberi ciri-ciri yang paling bagus kepada orang Eropa atau orang Kulit putih, dan memperingkatkan "ras" lain dalam suatu kontinuum ciri-ciri yang secara berangsur menjadi kurang bagus. Klasifikasi Carolus Linnaeus, pencipta taksonomi zoologis, tahun 1755 membagi ras manusia Homo Sapiens dalam varietas "Europaeus", "Asiaticus", "Americanus" dan "Afer", yang masing-masing dikaitkan dengan watak yang berbeda : "sanguine", "melancolis", "choleric" dan "bilious". Homo Sapiens Europeaus dikatakan aktif, cerdas dan petualang, sedangkan Homo Sapiens Afer dikatakan licik, pemalas dan sembrono.
Dalam bukunya berjudul The Natural Varieties of Mankind, Johann Friedrich Blumenbach yang diterbitkan tahun 1775 mengajukan lima kelompok besar : "ras Kaukasoid", "ras Mongoloid", "ras Etiopia" (yang kemudian dinamakan "ras Negroid"), "ras Indian" dan "ras Melayu", namun dia tidak mengusulkan peringkatan apa pun antara para ras.
Dari abad ke-17 sampai 19, pemahaman orang awam mengenai perbedaan antar kelompok, dengan penjelasan ilmiah mengenai perbedaan ini, menghasilkan apa yang oleh salah satu pakar disebut "ideologi tentang ras". Menurut ideologi ini, ras adalah mendasar, alami, lestari dan terpisah. Di Amerika Serikat, teori ras Thomas Jefferson berpengaruh. Dia melihat orang Afrika lebih rendah dari pada orang Kulit putih, khususnya dari segi kecerdasan, dan memiliki nafsu seks yang kelebihan, tapi menganggap orang Indian setara dengan orang Kulit putih.
Di dua dasawarsa terakhir abad ke-18poligenisme, yaitu kepercayaan bahwa "ras" yang berbeda telah berkembang secara terpisah di setiap benua dan tidak memiliki moyang yang sama, diajukan di Inggris oleh sejarawan Edward Long dan anatomis Charles White, di Jerman oleh etnograf Christoph Meiners dan Georg Forster, di Prancis oleh Julien Virey dan di Amerika Serikat oleh Samuel Morton, Josiah Nott dan Louis Agassiz. Poligenisme popular dan paling menyebar di abad ke-19, dan memuncak dengan didirikannya Anthropological Society of London selama American civil war, bertentangan denga Ethnological Society of London yang anti-perbudakan

Ras Sebagai Tatanan Sosial
Para antropolog dan ilmuwan evolusi lain sudah beralih dari istialh "ras" ke istilah "populasi" untuk membahas perbedaan genetika. Para sejarawan, antropolog kebudayaan dan ilmuwan sosial memahamkan kembali istilah "ras" sebagai kategori kebudayaan atau konstruksi sosial, suatu cara tertentu orang bicara tentang mereka sendiri dan tentang orang lain.
Banyak ilmuwan sosial sudah menggantikan istilah "ras" dengan kata "kelompok etnik" untuk menunjuk kelompok yang mengidentifikasi diri sendiri berdasarkan kepercayan mereka mengenai kebudayaan, asal-usul dan sejarah bersama. Selain masalah empiris dan konseptual yang dibawa paham "ras," setelah Perang Dunia Kedua, para ilmuwan di bidang evolusi dan sosial sangat menyadari betapa kepercayaan mengenai "ras" diperalat untuk membenarkan dissriminasi, apartheid, perbudakan dan genosid. Pertanyaan ini bertambah ramai di tahun 1960-an dengan gerakan hak sipil di Amerika Serikat dan munculnya banyak gerakan anti-kolonial di seluruh dunia. Para ilmuwan akhirnya mulai berpikir bahwa "ras" adalah suatukonstruksi sosial, suatu paham yang orang percaya adalah suatu kenyataan obyectif tapi sebetulnya mendapat kepercayaan karena fungsi sosialnya.
Tahun 2000, Craig Venter dan Francis Collins dari National Institute of Health (lembaga kesehatan nasional) fi Amerika Serikat mengumumkan bersama suatu pemetaan dari genom manusia. Setelah meneliti data dari pemetaan genom tersebut, Venter melihat bahwa walau besaran variasi genetik dalam spesies manusia adalah sekitar 1–3% (yaitu lebih dari 1% yang diperkirakan semula), tipe variasi tersebut tidak mendukung paham "ras" dalam arti genetik. Venter mengatakan bahwa "Ras adalah suatu konsep sosial. Buka konsep ilmiah. Tidak ada garis yang jelas (yang akan muncul), seandainya kita membandingkan semua genom bersekuensi dari semua orang di atas planet ini." "Bila kita coba menerapkan ilmu untuk mencoba menyusun perbedaan sosial tersebut, runtuh semuanya."
Stephan Palmié menegaskan bahwa "ras" "bukan suatu benda tapi suatu hubungan sosial"; atau, dengan kataKatya Gibel Mevorach, "suatu metonim," "suatu karangan manusia yang kriteria pembedaannya tidak universal dan tidak tetap, tapi selalu digunakan untuk mengatur perbedaan." Dengan demikian, penggunaan kata "ras" sendiri perlu dianalisa. Lebih dari itu, Palmié dan Mevorach mengatakan bahwa biologi tidak akan dapat menjelaskan mengapa atau bagaimana orang menggunakan paham "ras". Yang akan menjelaskannyua adalah sejarah dan tatanan sosial.

Sumber:

0 komentar:

Posting Komentar