Kondisi Tektonik Kepulauan Indonesia |
Di bawah terik mentari yang panas, sumuk, dan mengantuk ini, saya ingin berbagi catatan kuliah Geomorfologi saya tentang Kondisi Umum Fisiografis Indonesia. Semoga bermanfaat.
Indonesia
merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 5 pulau besar
dan sekitar 300 kelompok pulau yang lebih kecil. Selain itu, ada 13.667 pulau
dan 6000 diantaranya tak berpenghuni. Letak kepulauan Indonesia adalah di
antara 2 samudra, yaitu Pasifik dan Hindia, serta terletak antara pertemuan
Benua Asia dan Australia. Indonesia memiliki luas total 9,8 juta km, dan lebih
dari 7,9 juta km berupa perairan.
1. KONDISI GEOLOGI INDONESIA
Secara fisik,
Sumatra, Jawa, dan Kalimantan berada di Dangkalan Sunda. Pada daerah ini
kedalaman air tidak sampai 200m. di sebelah timur,ada Pulau Irian Jaya dan Aru
yang terletak pada Dangkalan Sahul yang merupakan bagian dari Benua Australia.
Diantara kedua Dangkalan tersebut terdapat kelompok kepulauan Nusa Tenggara,
Sulawesi, Maluku, dan Halmahera. Pulau-Pulau tersebut dikelilingi oleh Laut
dalam yang mencapai 5000m kedalamannya.
Sekitar 60 palung tersier tesebar
dari Sumatra sampai Irian. Sejauh ini hanya 38 palung yang tereksplor dan dibor
untuk keperluan industri minyak dan 14 diantaranya menghasilkan minyak dan gas.
73% dari palung tersebut terletak di offshore, sepertiganya terletak di Laut yang
lebih dalam dengan kedalaman lebih dari 200m.
Kepulauan
Indonesia berada di lempeng Eurasia sebelah tenggara. Dibatasi oleh lempeng
Indo-Australia di sebelah selatan dan barat. Sedangkan di sebelah di timur oleh
lempeng Pasifik. Bagian pinggir lempeng-lempeng tersebut mengalami tumbukan dan
menghasilkan zona subduksi, busur vulkanis, dan struktur formasi yang terentuk
akibat tekanan dan penunjaman.
Secara
umum, fisiografis Indonesia didominasi oleh 2 Dangkalan. Yaitu Dangkalan Sunda
dan Dangkalan Sahul yang tersusun dari kenampakan geologi berupa Laut dalam,
Palung, dan Busur Kepulauan. Kedua dangkalan tersebut memiliki peranan yang
penting dalam menjaga stabilitas lempeng Benua. Dangkalan Sahul merupakan
bagian dari Lempeng Australia yang terdiri dari Irian Jaya, Laut Arafuru, dan
bagian selatan ke arah Australia. Sedangkan dangkalan Sunda merupakan bagian
dari lempeng Eurasia yang terdiri dari bagian selatan Malaka, sebagian besar
Sumatra, Jawa, dan Kalimantan, sebagian Laut Jawa, dan bagian selatan Laut
China Selatan.
Daerah dangkalan ini tersusun atas
batuan sedimen Pre-Tertier dan batuan beku kristalin, serta batuan metamorf
yang stabil sejak zaman Tertier. Bagian pinggir yang tidak stabil disebabkan
oleh tumbukan maupun pergerakan lempeng sehingga terbentuk magmatic arc dan
busur luar vulkanik. Daerah busur luar vulkanik antara lain: Sumatra, Jawa, dan
sampai di bagian Sunda dalam yaitu Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, dan
Pulau-pulau kecil di Laut Banda. Busur luar vulkanik terdiro dari Pulau Sumatra
bagian barat dan Pegunungan dasar laut di selatan Pulau Jawa sampai Kepulauan
vulkanik di Timor, Tanimbar, Kai, dan Seram.
Ketika
konsep baru tentang lempeng tektonik dikenalkan pada tahun 1967, Indonesia
bagian barat menjadi perhatian utama. Wilayah ini memiliki palung laut yang
dalam, rantai vulkanik, cekunagn sedimen, dan kawah yang terdapat pada lempeng.
Wilayah ini terletak pada zone konvergensi antara Lempeng Samudra Hindia yang
bertumbukan dengan Lempeng Benua Eurasia.
Menurut studi yang dilakukan oleh
Katili (1971), lempeng tektonik Indonesia bagian barat memiliki zone structural
yang mencakup daerah transversal Sumatra dan Jawa, Yaitu:
a. Daerah subduksi aktif
b. Magmatic arc/ Volkanic arc
c. Back arc basin
Zone
subduksi senantiasa bergerak. Magmatic arc memiliki zona yang berlapis-lapis.
Sedangkan Back arc Basin dibagi menjadi beberapa subdivisi antara lain:
a.
Palung
b.
Busur luar non vulkanis
c.
Cekungan busur samping
d.
Busur vulkanis
e.
Cekungan busur dalam
f.
Sunda Continental craton
KONDISI
GEOMORFOLOGI INDONESIA
Wilayah Geomorfologi Indonesia secara astronomis terletak antara 21° LU
s/d 11 LS° dan 81°15 BT s/d 150°48 BT. Wilayah ini meliputi seluruh daerah
Indonesia secara politis/administratif ditambah dengan Andaman-NikoBar,
Filipina, Papua Nugini, Jasirah Malaka, dan kepulauan Christmast.
Keadaan Geologi/Geomorfologi
Indonesia sangat kompleks yang ditandai oleh pengangkatan yang aktif dengan
beberapa daerah stabil seperti Dangkalan Sunda dan Sahul. Di
samping itu juga dikelilingi oleh cekungan-cekungan laut dalam, seperti: basin
Laut Cina Selatan, basin Filipina, basin Carolina, basin Sunda, basin Sulawesi,
basin Banda.
Kerangka Geomorfologi Indonesia dibentuk oleh beberapa
system pegunungan, yaitu:
1.
Sistem Pegunungan Tethys, meliputi:
a. Busur
Luar, bersifat non vulkanik
b. Busur
Dalam, bersifat volkanik
c. Busur
Pegunungan Tersier, bersifat non volkanik
2.
Sistem busur Tepi Asia Timur, meliputi:
a. Busur
luar Kalimantan, bersifat non vulkanik
b. Busur
dalam Kalimantan, bersifat non vulkanik
c. Busur
lengan utara Sulawesi, bersifat non vulkanik
d. Busur
Maluku Utara, bersifat vulkanik
3.
Sirkum Australis, meliputi:
a. Busur
Irian Utara, bersifat vulkanik
b. Busur
Irian Tengah, bersifat non vulkanik
Gerak
kulit bumi di Indonesia tergolong aktif yang ditandai oleh:
1.
Gempa
bumi tektonik yang terjadi di Indonesia dengan intensitas rata-rata 500
kali/tahun
2.
Volkanisme
jug aktif, yang ditandai oleh banyaknya volkan aktif sebanyak 177 buah
3.
Anomali
gravitasi di Indonesia termasuk besar, misalnya di sabu 1+x
4.
Relief Indonesia termasuk kasar, yang
ditandai oleh banyaknya palung laut dan volkan/pegunungan tinggi
5.
Mempunyai lapisan ideogeosinklinal yang
memanjang dari Sumatra timur, Jawa Utara, Kalimantan Timur, lengan selatan
Sulawesi, Maluku Selatan, sampai Papua.
Menurut
Hang terjadinya lapisan ideogeosinklinal yang mempunyai tetal antara 10.000 s/d
15.000 meter disebabkan oleh proses penenggelaman secara perlahan-lahan yang
diikuti sedimentasi juga secara perlahan-lahan. Hal ini dapat diketahui melalui
kajian stratigrafis dan Paleontologis.
Keadaan
morfologi Indonesia yang kasar selain disebabkan proses endogen (pengangkatan
dan penurunan), juga disebabkan oleh proses eksogen. Proses eksogen tersebut
adalah iklim tropis basah yang mempercepat terjadinya erosi, pelapukan, gerakan
masa batuan, maupun denudasi. Dengan adanya kedua factor tersebut (proses
endogen dan eksogen) yang terjadi di Indonesia maka keadaan morfologinya
relative konstan.
Untuk
memahami kondisi geomorfologi Indonesia perlu dikemukakan secara global
prinsip-prinsip Teori Penggelombangan (Undasi) seperti berikut ini. Proses
terbentuknya berbagai deretan pegunungan di dunia diawali oleh peristiwa
fisika-kimiawi di lapisan substratium yang
menyebabkan adanya penonjolan/penggelombangan di permukaan bumi. Proses ini
kemudian diikuti oleh proses penurunan permukaan muka bumi, yang menyebabkan
adanya retakan, melalui retakan tersebut magma menyusup ke lapisan di atasnya
membentuk akar pegunungan (asthenolith).
Lapisan kulit bumi yang sudah mempunyai akar pegunungan tersebut selanjutnya
mengalami pengangkatan I. Pada saat pengangkatan I ini magma belum sampai ke
permukaan bumi, sehingga pegunungan yang dihasilkan dari proses ini bersifat
non Volkanik, contohnya: Busur Luar Sistem Sunda. Di tempat ini kemudian
mengalami penurunan, sehingga terjadi proses migmatisasi yang menghasilkan
detolith sebagai akibat pelarutan kulit bumi. Proses ini akan diikuti oleh
pengangkatan II, yang akan menghasilkan deretan pegunungan yang bersifat
vulkanik karena magma sudah dapat mencapai permukaan bumi, contoh: Busur Dalam
Sistem Sunda. Proses ini juga akan diikuti oleh penurunan yang diteruskan oleh
pengangkatan III. Oleh karena magma yang sampai ke permukaan bumi sudah lemah,
maka pegunungan yang dihasilkan bersifat non vulkanik, contohnya deretan
pegunungan di Kalimantan. Apabila terjadi proses penurunan berikutnya maka akan
menghasilkan daerah yang stabil. Aktivitas penggelombangan ini dapat terjadi
secara berulang apabila tenaga endogen di suatu tempat memungkikan untuk
melakukan hal itu. Teori penggelombangan ini dikemukakan oleh Van Bemmelen.
Secara
garis besar batuan penyusun kulit bumi Indonesia terdiri atas batuan volkan
Pasifis dan Atlantis. Batuan volkan Pasifis adalah batuan yang asam/agak asam,
dengan kandungan silikat cukup banyak, biasanya diikuti gas yang eksplosif pada
saat erupsi. Contoh: batuan dasit, diorite yang banyak dijumpai di Sumatra.
Sedangkan batuan volkan Atlantis adalah batuan yang bersifat basa (sedikit
silikat), umumnya merupakan hasil pengangkatan I dan kadang-kadang banyak
kapurnya, contoh: batuan ophiolith, basalt.
DAFTAR RUJUKAN:
DAFTAR RUJUKAN:
- http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://en.wikibooks.org/wiki/The_Geology_of_Indonesia&ei=3n2LS7noMcK4rAfFmLjNCg&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=2&ved=0CBIQ7gEwAQ&prev=/search%3Fq%3Dgeology%2Bof%2BIndonesia%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DXl1%26sa%3DG%26rls%3Dorg.mozilla:id:official%26channel%3Ds
- http://dewaputu.co.cc
- Buranda, J.P. 2009. Geologi Indonesia. Malang:
UM press
- Herlambang, Sudarno. 2009. Dasar-dasar
geomorfologi Indonesia. Malang: UM press
- Wahyuni.blogspot.com
- http://udhnr.blogspot.com/2009/02/lempeng-indonesia.html
0 komentar:
Posting Komentar