Sabtu, 23 Februari 2013

Gempa Bumi





Assalamu'alaikum, selamat berakhir pekan sobat diseluruh penjuru negri. Kali ini saya tak lagi sedang galau dan mengacaukan isi blog saya sndiri dengan puisi galau,  back to logic dan ingin berbagi postingan mengenai bencana yang sering terjadi di Indonesia yaitu Gempa Bumi.

Gempa bumi merupakan getaran di permukaan bumi / tanah yang terjadi karena pelepasan energi secara tiba-tiba oleh batuan yang berada di bawah permukaan maupun karena batuan mengalami pematahan atau pensesaran. Gempa bumi dengan magnitudo cukup besar (mb > 5,9 skala Richter) mampu merusakkan bangunan.

Gempa bumi bisa merusak melalui dua cara, yaitu :
1. Langsung, dari getarannya yang memberikan efek gaya horisontal,  
2. Tidak langsung, melalui liquefaction (Chandler, 1977).

Magnitudo/besaran gempa bumi adalah energi yang dilepaskan saat gempa bumi, biasanya diukur dari rekaman gelombang seismik. Sedangkan Skala Richter dipergunakan untuk menentukan besaran gempa menengah yang episentrumnya kurang/sama dengan 100 km dari seismograf (ML). Semakin besar magnitudo gempa bumi, semakin luas dan semakin lama orang merasakannya. 

Berdasarkan atas penyebabnya gempa Bumi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.       Gempa Tektonik
Adalah Gempa yang di sebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik. Lempeng tektonik bumi kita ini 
terus bergerak, ada yang saling mendekat di bagi menjadi:
(a)  Penunjaman antara kedua lempeng samurdra
(b)  Penunjaman antara lempeng samudra dan  benua
(c)  Tumbukan antara kedua lempeng benua saling menjauh, atau saling menggelangsar. Karena tepian lempeng yang tidak rata, jika bergesekan maka, timbullah friksi. Friksi inilah yang kemudian melepaskan energi goncangan.

2.       Gempa Vulkanik

Adalah gempa yang disebabkan oleh kegiatan gunung api. Magma yang berada pada kantong di bawah gunung tersebut mendapat tekanan dan  melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran tanah. Gempa ini disebabkan oleh kegiatan gunung api. Magma yang berada pada kantong di bawah gunung tersebut  mendapat tekanan dan  melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran tanah. 

Sebenarnya mekanisme gempa tektonik dan vulkanik sama. Naiknya magma ke permukaan juga dipicu oleh pergeseran lempeng tektonik pada sesar bumi. Biasanya ini terjadi pada batas lempeng tektonik yang bersifat konvergen (saling mendesak). Hanya saja pada gempa vulkanik, efek goncangan lebih ditimbulkan karena desakan magma, sedangkan pada gempa tektonik, efek goncangan langsung ditimbulkan oleh benturan kedua lempeng tektonik. Bila lempeng tektonik yang terlibat adalah lempeng benua dengan lempeng samudra, sesarnya berada di dasar laut, karena itu biasanya benturan yang terjadi berpotensi menimbulkan tsunami

3.       Gempa Runtuhan
Adalah gempa lokal yang terjadi apabila suatu gua di daerah topografi karst atau di daerah pertambangan runtuh. Sifat gempa bumi runtuhan : Melalui runtuhan dari lubang-lubang interior bumi. 
.

Menurut Fowler, 1990 mengklasifikasikan gempa berdasarkan kedalaman fokus sebagai berikut:
·         Gempa dangkal : kurang dari 70 km
·         Gempa menengah : kurang dari 300 km
·         Gempa dalam : lebih dari 300 km (kadang-kadang > 450 km)


 Anatomi Gempa
Ilmu yang mempelajari tentang gempa disebut dengan seismologi. Ilmu ini mengkaji tentang apa yang terjadi pada permukaan bumi di saat gempa, bagaimana energi goncangan merambat dari dalam perut bumi ke permukaan, dan bagaimana energi ini dapat menimbulkan kerusakan, serta proses penunjaman antar lempeng pada sesar bumi yang menyebabkan terjadinya gempa.

Intensitas gempa bumi  adalah suatu skala yang berdasarkan pengalaman pribadi  yang pertamakali ditemukan oleh Giuseppi Mercalli pada tahun 1902 kemudian dimodifikasi oleh Charles Richter pada tahun 1956. Skala ini terdiri dari 12 pembagian  intensitas gempa bumi dan ditulis memakai huruf romawi.

PENYEBAB TERJADINYA GEMPA BUMI
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.

Ø  Hiposentrum dan Episentrum (Focus and Epicenter)
Titik dalam perut bumi yang merupakan sumber gempa dinamakan hiposentrum atau fokus. Proyeksi tegak lurus hiposenter ini ke permukaan bumi dinamakan episentrum. Gelombang gempa merambat dari hiposenter ke patahan sesar fault rupture. Bila kedalaman fokus dari permukaan adalah 0 - 70 km, terjadilah gempa dangkal (shallow earthquake), sedangkan bila kedalamannya antara 70 - 700 km, terjadilah gempa dalam (deep earthquake). Gempa dangkal menimbulkan efek goncangan yang lebih dahsyat dibanding gempa dalam. Ini karena letak fokus lebih dekat ke permukaan, dimana batu-batuan bersifat lebih keras sehingga melepaskan lebih besar regangan (strain).

Ø  Sesar Bumi (Earth Fault)
Sesar (fault) adalah celah pada kerak bumi yang berada di perbatasan antara dua lempeng tektonik. Gempa sangat dipengaruhi oleh pergerakan batuan dan lempeng pada sesar ini. Bila batuan yang menumpu merosot ke bawah akibat batuan penumpu di kedua sisinya bergerak saling menjauh, sesarnya dinamakan sesar normal (normal fault) . Bila batuan yang menumpu terangkat ke atas akibat batuan penumpu di kedua sisinya bergerak saling mendorong, sesarnya dinamakan sesar terbalik (reverse fault) . Bila kedua batuan pada sesar bergerak saling menggelangsar, sesarnya dinamakan sesar geseran-jurus (strike-slip fault).
Sesar normal dan sesar terbalik, keduanya menghasilkan perpindahan vertikal (vertical displacement), sedangkan sesar geseran-jurus menghasilkan perpindahan horizontal (horizontal displacement).

Daftar Rujukan
1.  Memahami   GEOLOGI DAN SEJARAH BENCANA  GEOLOGI DI 
     INDONESIA   Oleh:  Subagyo Pramumijoyo dan Dwikorita Karnawati Jurusan 
     Teknik Geologi FT UGM E-mail: bagyo@ugm.ac.id 

2. warta geologi vol 4 no 2 juni 2009
4. http://dedekusn.wordpress.com/2012/04/17/serba-serbi-gempa-jenis-jenis-gempa-proses-terjadinya/





0 komentar:

Posting Komentar