Lahan aeolian merupakan lahan yang
terjadi karena bentukan asal proses angin dan gabungan pelapukan dengan aliran
air (Herlambang, 2009). Di mana dalam
proses terjadinya melalui pengikisan, pengangkutan, dan juga pengendapan.
Pengikisan oleh angin seperti halnya air yang mengalir, adapun sebagai kekuatan
untuk mengikis adalah pasir yang halus. Istilah aeolian
berasal dari nama dewa Yunani, Æolus, penjaga angin . Aeolian (atau Eolian atau Aeolian) berkaitan dengan proses aktivitas angin dan lebih khusus lagi, kepada angin kemampuan
untuk membentuk permukaan bumi dan planet-planet.
Angin dapat mengikis, mengangkut,
dan mengendapkan, bahan-bahan material di daerah yang jarang terdapat vegetasi dan wilayah sedimen yang luas. Meskipun
air jauh lebih kuat daripada angin, proses aeolian merupakan proses yang penting pada daerah kering seperti gurun. (Wikipedia).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk lahan aeolian adalah
bentuk lahan yang terbentuknya akibat proses angin. Yang mana memiliki
kemampuan untuk mengikis, mengangkut, dan mengendapkan material-material pasir
ataupun debu.
Syarat-Syarat Berkembangnya Lahan Aeolian
- Tersedia material berukuran pasir halus-kasar dalam jumlah banyak.
- Adanya periode kering yang panjang dan tegas.
- Adanya angin yang mampu mengangkat dan mengendapkan bahan pasir tersebut.
- Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi/objek lain.
Endapan angin terbentuk
karena pengikisan, pengangkutan, dan pengendapan bahan-bahan tidak kompak oleh
angin.
Proses
Terbentuknya Lahan Aeolian
A. Pengikisan oleh Angin
Angin mengikis
permukaan bumi melalui deflasi, eddy turbulensi, dan abrasi.
1.
Deflasi
(deflation)
Proses deflasi merupakan gerakan tiupan angin yang
membawa materi batuan, baik berupa debu halus, pasir, maupun materi yang kasar
dan berat. Proses ini sering terjadi di daerah yang merupakan tempat
terkumpulnya pasir, misalnya di basin kecil atau pada bukit pasir. Deflasi
cenderung menyebabkan terbentuknyaa formasi-formasi baru di daerah depresi.
Dibandingkan dengan erosi air atau sungai keadaannya berlawanan, erosi air di
daerah yang berelief tinggi sangat kuat, sebaliknya erosi angin/deflasi di
daerah cekungan/basin sangat kuat.
Deflasi
hanya dapat terjadi setelah materi batuan mengalami pencucian dan kemudian
dibawa ke tempat yang kebih rendah. Materi yang diendapkan tersebut pada
umumnya berupa butiran halus sehinnga mudah menglami deflasi.
2.
Korasi (corrasion)
Korasi angin dapat
menimbulkan beberapa bentuk atau bentang alam yang sangat luas. Gerakannya
hanya dapat terjadi di dekat permukaan tanah. Ini terjadi karena angin tidak
dapat mengangkut pasir ke tempat yang lebih tinggi lagi.
Berdasarkan kerjanya
korasi dapat dibedakan :
a. Polishing
dan pitting
Gerakan angin yang membawa/disertai
pasir disebut dengan polishing.
Gerakan angin yang membawa pasir mempunyai kemampuan untuk melubangi batuan,
kemampuan untuk melubangi batuan ini disebut dengan pitting.
b. Grooving dan
shaping
Batuan yang telah berlubang sebagai
akibat kekuatan pitting akan terus
mengalami proses pembentukan lubang sehingga makin lama makin besar dan dalam.
Proses melubangi secara terus-menerus sehingga menjadi lubang yang besar dan
dalam disebut dengan grooving.
Batuan yang berlubang-lubang besar
tersebut kemudian berubah menjadi pecah-pecah dan berkeping-keping. Proses
terjadinya pecahan dan keping-keping ini disebut shaping.
c. Faceting
Batuan yang telah berkeping-keping
berubah menjadi lebih kecil lagi. Proses perubahan batuan menjadi bagian lebih
kecil disebut dengan faceting.
Kecepatan korasi terhadap massa batuan
di daerah kering sangat tergantung dari tingkat kekerasan batuan dan kekuatan
angin itu sendiri.
B. Pengangkutan oleh Angin
Materi batuan yang
mudah terangkut oleh angin adalah materi-materi halus, misalnya debu. Materi
yang halus ini akan diterbangkan angin sampai ke tempat yang cukup jauh. Adapun
jenis-jenis gerakan pengangkutan materi oleh angin adalah:
1.
Suspensi
(suspension)
Merupakan gerakan
vertikal tiupan angin yang mampu mengangkut materi-materi halus ke tempat yang
lebih jauh. Gerakan ini tidak besar peranannya dalam mengangkut pasir karena
kemampuan mengangkut ke atas sangnt terbatas.
Pada saat angin
mengangkut debu kadang-kadang disertai dengan gerakan turbuler. Kecepatan angin
tidak selalu tetap tetapi selalu mengalami variasi periode yang pendek sehingga
menyebabkan adanya tekanan angin. Tekanan angin ini menyebabkan udara berputar
ke segala arah, putaran udara ke segala arah inilah yang dapat menyebabkan
terjadinya gerakan suspensi.
2.
Saltasi
(saltation)
Yaitu gerakan meloncat
materi butiran yang disebabkan oleh tabrakan dan pantulan angin yang bermuatan
pasir. Gerakan saltasi secara langsung disebabkan tekanan angin terhadap
butiran pasir, pasir yang ditiup angin pada umumnya mempunyai gerakan saltasi.
3.
Rayapan
permukaan (surface crep)
Gerakan rayapan
permukaan disebabkan oleh karena tubrukan materi butiran oleh gerakan saltasi.
Terjadinya tubrukan materi butiran ini secara teratur, tetapi kadang-kadang
juga tersebar menjadi pecahan-pecahan di atas tempat jatuhnya pasir. Oleh
karena benturan ini gerakan materi butiran menjadi lambat yang selanjutnya
menjadi rayapan permukaan.Kadang-kadang angin yang mengangkut debu atau pasir
bergerak berputar seperti spiral, gerakan seperti ini disebut dengan badai
debu.
C. Pengendapan oleh Angin
Proses pengendapan ini
terjadi apabila butiran yang telah terbawa angin tadi jatuh setelah gerakan
menjadi lambat. Selain karena kecepatan yang menjadi lambat, pengendapan juga
dapat terjadi karena butiran yang terbawa oleh angin mengalami benturan
terhadap permukaan kejadian ini sebagai hasil dari proses saltasi dan rayapan
tanah. Apabila butiran tersebut tidak membentur permukaan dan terus terbawa
angin, maka butiran tersebut akan mengalami gerakan sepanjang permukaan hingga
menemukan tempat mengendap, pada umumnya tempat pemberhentian tersebut berupa
cekungan. Bentuk endapan dari proses ini tidak datar atau halus tetapi
bergelombang. Setelah mengendap butiran-butirabn tersebut mengumpul menjadi
suatu bentuk lahan yang baru.
Bentuk Lahan Hasil
Aeolian
A. Bentuk Lahan Hasil Erosi Angin
1. Desert
pavement
(pebble armor)
yaitu permukaan yang terdiri atas batuan kerikil dan kerakal di daerah gurun,
sebagai akibat bahan-bahan halus mengalami deflasi.
2. Blow
out,
cekungan di daerah gurun sebagai akibat deflasi pada materi hasil pelapukan di
permukaan yang berukuran halus.
3. Ventifact
permukaan batuan yang menjadi rata karena korasi, terutama yang berukuran halus (debu dan liat) yang terbawa oleh angin.
4. Dreikanter,
4. Dreikanter,
5. Groove
merupakan alur-alur memanjang pada permukaan batuan karena erosi angin.
6. Yardang
Bentuk-Bentuk
Hasil Pengendapan Angin
Aktivitas angin dalam
mengendapkan material dipengaruhi oleh kecepatan angin, rintangan (batu,
vegetasi), dan material yang dibawa oleh angin.
yaitu
endapan oleh angin berupa debu, pada umumnya berwarna kekuningan, tersusun dari
berbagai mineral tidak berlapis-lapis tetapi cukup kuat terikat.
2.
Endapan
pasir,ada beberapa tipe yang ditentukan oleh
jumlah pasir dan vegetasi:
a.
Sand sheet adalah
hamparan pasir tipis yang menutup daerah relatif datar, permukaannya tidak
bergelombang.
b.
Ripple (riak)
adalah endapan pasir yang permukaannya bergelombang, tinggi bervariasi 1-500mm,
panjang 50-300m. endapan pasir tebal yang permukaannya bergelombang ripple tetapi lebih besar disebut undulasi; yang tingginya sampai 400m dan
panjang 4km disebut draa (Mcgadune).
c. Sand
shadow,
adalah timbunan pasir di belakang suatu rintangan, seperti semak-semak/batu.
d. Sand
fall adalah timbunan pasir di bawah cliff atau gawir.
e. Sand
drift yaitu timbunan pasir pada suatu
gap/celah antara dua rintangan.
3. Gumuk pasir (dunes) adalah gundukan
bukit/igir dari pasir yang teerhembus angin. Gumuk pasir mempunyai penampang
tidak simetri, kemiringan lereng pada arah datangnya angin 5º sampai dengan 10º
dan arah membelakangi arah angin 30º sampai dengan 34º. Apabila tidak ada
stabilisasi oleh vegetasi gumuk pasir cenderung bergeser ke arah datangnya
angin.
Pada umumnya gumuk pasir terdapat di
daerah:
1. Mempunyai
pasir sebagai material utama.
2. Kecepatan
angin tinggi, untuk mengikis dan mengangkut butir-butir berukuran pasir.
3. Permukaan
tanah yang tersedia untuk pengendapan pasir.
Selain itu gumuk pasir
juga terdapat di:
1. Gisik
pasir dengan angin pantai
2. Dekat
sungai yang dasarnya pasir
3. Daerah
yang mempunyai musim kering
4. Daerah
gurun yang mengalami penghancuran batuan
5. Endapan
glasial dan dasar danau glasial pasiran.
Gumuk pasir dapat
dibedakan menjadi:
a. Gumuk pasir sabit (barchan), sisi yang menghadap
arah angin landai dan yang di belakang (slip
face) terjal. Penampang gumuk
tidak simetri pada puncaknya, tetapi berangsur-angsur menjadi hampir simetri
pada tanduknya. Ketinggian 5-15m maksimum 30m. Berkembang di daerah yang
vegetasinya terbatas.
b. Gumuk pasir melintang (transversal dunes),
posisi melintang arah angin/ tegak lurus arah angin. Terbentuk pada daerah yang
banyak cadangan pasirnya dan sedikit tumbuhan. Sering meliputi daerah luas dan
berkembang berbentuk seperti ombak dengan punggung melengkung dan melintang
tegak lurus arah angin. Penampang tidak simetri, lebar tujuh kali ketinggian.
Ketinggian 5-15m maksimum 100m. dapat berubah menjadi sabit apabila sumber
pasirnya berkurang.
c. Gumuk pasir parabolik (parabolic dunes),
berbentuk sabit dengan tanduk yang panjang ke arah datangnya angin. Terbentuk
di mana vegetasi menahan bagian tanduk. Memungkinkan bagian tengah gumuk
berpindah dan menghasilkan gumuk berbentuk jepit rambut. Penampang tidaksimetri
pada puncak dan hampir simetri pada tanduk, sisi belakang gumuk lebih curam
daripada sisi depannya. Gumuk tidak mudah berpindah, dengan ketinggian 1:15m.
Gumuk pasir parabolik dapat terbentuk karena blow out.
d. Gumuk pasir memanjang (longitudinal dunes/seif), berupa
gundukan pasir yang hampir klurus sejajar arah angin. Terjadi karena pengaruh
angin yang kuat terkumpul dan berhembus dengan arah tetap. Penampang gumuk
simetris, ukuran lebar beberapa kali ketinggian. Ketinggian <15m,panjang
beberapa kilometer, pada gurun yang luas ketinggian mencapai 200m dan panjang
300km. Gumuk pasir memanjang di gurun seperti di atas disebut seif. Ukuran partikel material pada
gumuk pasir ini mempunyai kisaran 0,05-0,5mm karena sortasi angin sangat baik.
e. Whaleback
dunes, adalh gumuk pasir longitudinal yang
sangat besar, puncaknya datar dan di atasnyadapat terbentuk barchan, dan seif, kecil-kecil.
sumber:
Herlambang,
Sudarno. 1991. Proses Geomorfologi. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Herlambang, Sudarno.2009. Dasar-Dasar Geomorfologi. Malang:
Universitas Negeri Malang.
http://adityamulawardhani.blogspot.com/2009/02/bentang-alam-eolian.html
http://www.physicalgeography.net/fundamentals/10ah.html
2 komentar:
ijin copas gan :D
Silakaaaannn
Posting Komentar